Analisis tentang perkembangan kesusastraan di Indonesia
Kata kesusastraan diartikan sebagai kumpulan atau hal-hal yang berkenaan dengan sastra, sastra sendiri diartikan yaitu dari akar kata cas dan tambahan -tra. Kata cas artinya ‘mengajar', sedangkan akhiran –tra artinya ‘alat'. Jadi, castra artinya ‘alat untuk mengajar'.
Lalu perkembangan kesusastraan di Indonesia dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Kesusastraan Indonesia Lama (Kesusastraan Melayu Kuno)
Ciri-ciri Kesusastraan Indonesia Lama antara lain:
· Bersifat istana sentris
· Bersifat fantastis
· Umumnya mengandung petuah
· Jarang mencantumkan nama pengarang
· Banyak dijumpai pemakaian bahasa klise (alkisah, konon kabarnya, pada suatu hari, dan sebagainya)
Bentuk karya sastra pada masa itu misalnya dongeng, doa, mantra, pelipur lara, dan lain-lain.
2. Kesusastraan Masa Purba
Kesusastaan Melayu Klasik sebelum dipengaruhi oleh sastra daerah dan sastra asing, disebut dengan Kesusastraan Masa Purba. Masyarakat pada waktu itu umumnya belum mengenal tulisan, jadi karya sastranya lebih ke cerita-cerita lisan. Bentuk karya sastra pada waktu itu misalnya mite, fabel, cerita jenaka, cerita pelipur lara, kata-kata pantang, mantra, dan lain-lain.
3. Kesusastraan Masa Pengaruh Hindu
Saat agama Hindu masuk ke Indonesia, maka karya sastra yang dihasilkan kemudian terpengaruh oleh kepercayaan Hindu dan orang-orangnya. Bentuk karya sastra pada waktu itu misalnya gurindam, seloka, cerita pelipur lara, cerita berbingkai, wiracarita. Hikayat Seri Rama dan Hikayat Pandawa Lima merupakan contoh karya sastra yang muncul saat Kesusastraan Masa Pengaruh Hindu. Selain pengaruh Hindu dari India, ada cerita-cerita yang bersumber dari kerajaan Hindu di Jawa, misalnya Cerita Damarwulan dan Cerita Panji.
4. Kesusastraan Masa Pengaruh Islam
Pedagang-pedagang Persi yang membawa agama Islam kemudian memberikan pengaruh pada kesusastraan Indonesia. Bentuk karya sastra pada masa itu misalnya syair, hadis melayu, cerita jenaka, cerita berbingkai, wiracarita, sejarah, dan kitab.
5. Kesusastraan Masa Peralihan
Masa peralihan yang dimaksud merupakan peralihan dari sastra lama ke sastra baru. Terdapat pengaruh barat di Indonesia sehingga mempengaruhi juga pada kesusastraan. Sastrawan yang terkenal pada masa itu yaitu Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, Raja Ali Haji, dan Siti Saleha. Bentuk karya sastra yang banyak dihasilkan berupa syair, autobiografi, kisah, gurindam, dan saduran.
6. Kesusastraan Indonesia Baru
Kesusastraan Indonesia Baru dimulai saat munculnya Taman Bacaan Rakyat yang kemudian menjadi Balai Pustaka. Adanya Balai Pustaka memberikan keuntungan bagi kesusastraan Indonesia namun tidak memberikan kebebasan dalam menciptakan karya sastra. Setelah Balai Pustaka, kesusastraan Indonesia terus berkembang. Adapun yang tergolong Kesusastraan Indonesia Baru yaitu:
1. Angkatan Balai Pustaka
2. Angkatan Pujangga Baru
3. Angkatan Empat Puluh Lima
4. Angkatan Masa Enam Puluh Enam
5. Angkatan 1980 – 1990-an
6. Angkatan Reformasi
7. Angkatan 2000-an
kesimpulannya adalah di Indonesia banyak sekali perkembangan kesusastraan mulai dari kesusastraan Indonesia lama atau kesusastraan melayu kuno sampai kesusastraan Indonesia baru. Kesusastraan Indonesia lama bentuknya yaitu dongeng, doa, mantra pelipur lara dan sebagainya seiring berjalannya waktu berkembang menjadi cerita cerita seperti fable, cerita jenaka, mite dan lain lain, setelah itu budaya hindu masuk ke Indonesia lalu karya sastra pada saat itu ialah gurindam, seloka, cerita pelipur lara, cerita berbingkai, wiracarita. Setelah itu pedagang pedagang persi membawa agama islam memberikan pengaruh kepada kesusastraan di Indonesia, pengaruh yang di berikan yaitu bentuk karya sastra seperti syair, hadis melayu, cerita jenaka, cerita berbingkai, wiracarita, sejarah, dan kitab. Lalu pengaruh barat membawa perubahan lagi terhadap kesusastraan di Indonesia Bentuk karya sastra yang banyak dihasilkan berupa syair, autobiografi, kisah, gurindam, dan saduran. Dan saat ini kesusastraan Indonesia baru memunculkan Taman Bacaan Rakyat yang kemudian menjadi Balai Pustaka. Sampai saat ini pun kesusastraan Indonesia akan terus berkembang dan berkembang. Kita sebagai warga Negara Indonesia harus menjaga semua ini agar tetap berkembang
Komentar
Posting Komentar